Jikalau keikutsertaan kita dalam kegiatan kebaikan, karna ikut-ikutan. Lantas merasa ragu, apakah yang kita lakukan sudah betul atau malah karna ikut-ikutan, menjadikan diri bermalas-malasan menunggu hati siap, baru mau menjemput Hidayah.
Agaknya itu perlu di pertanyaan, sampai kapan menunggu siap, baru mau bergerak menginjakkan kaki untuk ranah kebaikan?
Bukankan perkara menjadi baik dimulai dari perkara tidak baik, lalu melawannya?
Bukankah pada awalnya, harus ada paksaan di dalam diri, sekurang-kurangnya karna ikut-ikutan, lalu berlanjut hingga hidayah itu hadir pada diri ?
Atau bahkan, mungkin karna niat lain, selain niat lillahi karna Allah, sehingga diri ini mudah untuk ikut dalam kegiatan kebaikan.
Percaya dan yakinlah, bahwa yang namanya hidayah tak kan salah orang. Yakinlah bahwa setiap yang terjadi pada diri ini, sudah ditakdirkan bahkan sebelum lahir ke dunia.
Lantas, mengapa harus takut?
Takut, jika setiap laku masih jauh dari prihal sempurna. lantas, menunggu siap baru mau bergerak, sampai kapan akan siap?
Maka mulai saat ini, di detik ini pula, mulai saja selagi bisa. Soal hasil itu urusan Tuhan.