https://www.smartekselensia.net/wp-content/uploads/2017/05/topi-toga-600x321.jpg
Ketika di tanya, 'nanti kalau udah besar mau jadi apa?'. Dengan gamblangnya terucap dari mulut kita,
'aku mau jadi dokter'
'aku mau jadi polisi'
'aku mau jadi tentara'
atau bahkan 'aku mau jadi presiden'.
Lantas ketika sudah duduk di bangku SMA kelas 3 semester akhir, akan muncul kecemasan jika di tanya, 'nanti kalau udah lulus SMA mau lanjut di mana?'.
Hati mulai gelisah, fikiran mulai penuh dengan pertanyaan-pertanyaan, 'bisa gak ya aku kuliah, kalau uang untuk makan aja pas-pasan, terus di tambah lagi kerjaan orang tua yang gak tetap', atau 'mau kuliah di mana ya?, Terus jurusan apa ya?, Aduh gue gak tau bakat gue di mana'.
Masa-masa kegundahan saat itulah yang membuat kita akan banyak berpikir, baik bagaimana cara untuk kuliah, sampe mau kuliah di mana.
Wajar saja jika fikiran kita akan banyak terkuras, di karnakan pada saat itu kita mulai memikirkan hal-hal besar dan serius.
Tipekal kegundahan hati setiap orang berbeda-beda. Ada yang lagi gundah mikirin kalau mau kuliah, gimana nanti biaya kuliah. ada yang lagi gundah mikirin gimana mau cari kerja dan pekerjaan apa yang sesuai dengan bakat serta minat dia. Dan semua kegundahan yang menyelimuti qalbu setiap orang.
Mimpi besar yang di angan-angankan, seketika berubah menjadi persoalan-persoalan yang semangkin rumit untuk di pecahkan. Semangkin kita melangkah maju ke depan, maka semangkin terasa begitu berat beban yang hendak kita pikul. Rasanya mau menyerah, tapi kita sudah selangkah melewati tahap yang tak sedikit menguras tenaga dan uang.
Jika semua di nilai dengan uang, maka hanya orang-orang yang ber-uang saja yang dapat bermimpi besar. Sedangkan rakyat menengah kebawah, yang penghasilannya hanya cukup untuk makan, hanya bisa meratapi nasib yang tak kunjung berubah. Namun, jika keberanian untuk bermimpi besar dan Semangat untuk mencapainya di anggap sebagai sebuah nilai, maka siapa pun dan dalam kondisi ekonomi seperti apapun akan bisa berubah. Baik dari miskin menjadi kaya, ataupun kaya semangkin kaya.
Lantas, untuk menjadikan mimpi besar yang di topang dengan semangat sebagai sebuah nilai, maka kita harus siap dengan konsekuensinya. Visi besar membutuhkan pengorbanan yang besar pula. Tidak ada di dunia ini sebuah mimpi atau Visi besar tergores dari tangan orang-orang yang malas. Malah, banyak orang-orang besar nan sukses berawal dari orang biasa menjadi luar biasa. Mengapa demikian, karna mereka mempunyai mimpi yang besar dan semangat besar.
Contohnya, ada sebuah kisah seorang pemuda dari keluarga tidak mampu yang bermimpi untuk bisa kuliah, padahal keadaan ekonominya tak mampu menopangnya. Lantas apakah dia hanya diam dan pasrah?. Tentu tidak, ia berusaha mencari jalan keluar agar bisa tetap kuliah walau keadaan ekonomi tak memungkinkan. Singkat cerita, Berkat semangat, kerja keras dan doanya, ia bisa kuliah dengan jalur beasiswa bidikmisi (beasiswa yang di peruntukkan bagi mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu dan berniat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi). Walaupun ia kuliah dengan beasiswa, lantas tidak menyurutkan semangatnya untuk belajar mandiri. Sembari beraktivitas sebagai mahasiswa, ia juga bekerja di sebuah kedai kopi sebagai peracik kopi. Dan Alhamdulillah, pada tahun 2019 ia berhasil menyelesaikan S1 nya di sebuah perguruan tinggi negeri di Pontianak.
Apa hikmah yang dapat kita ambil dari kisah di atas?..
Dari kisah di atas, kita disadarkan bahwa tidak ada salahnya jika kita berani bermimpi besar, toh kita gak pernah tau apa yang akan menjadi takdir kita nanti. Kisah di atas, hanyalah satu dari sejuta bahkan ribuan kisah orang-orang biasa yang menjadi luar biasa berkat mimpi dan semangat mereka.
Bisa jadi, dengan mimpi-mimpi besar itulah yang manjadi jalan kita, untuk melangkah kearah mana yang hendak kita tuju. Tak ada yang tak mungkin selama masih ada doa, usaha, ikhtiar dan tawakal. Semua tergantung pada keputusan kita saat ini. Apakah kita akan berhenti dan terus mengeluh dengan keadaan kita sekarang, atau kita terus maju dan bersiap untuk melewati rintangan di depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar