Postingan

Kamis, 30 Juli 2020

Kisah teh qonit

Krisis visi
Teh Qonita pernah bilang di salah satu Sekmen podcastnya, kalau dulu sebelum teh Qonita nerbitin buku 'seni tinggal di bumi'. Sebenarnya kalimat yang ada di buku itu adalah kalimat yang di tulis dan di buat konten oleh teh Qonita di ig @qoonita. 

Dengan konten dan tulisan yang di share teh Qonit di akun Ignya tujuan sebagai salah satu kontribusi teh Qonit dalam dakwah lewat konten kreatif . Dan pada saat itu teh Qonit gak kefikiran kalau mau di buat buku. Latar belakang dari pembukuan buku seni tinggal di bumi itu sendiri, di dasairkan dari  Quarter Life Crisis di mana pada saat itu teh Qonita lagi apes banget. 

kenapa di katakan apes, sebab pada saat itu teh Qonit belum punya pekerjaan tetap, sehingga gak punya penghasilan utk membiayai kebutuhan hidup. Pada saat itu teh Qonita punya uang pegangan 3 ratus ribu utk bertahan hidup selama 2 bulan. 

Alhasil teh Qonita harus berusaha keras utk hidup sehemat hematnya. Namun tantangan tidak hanya datang dari problem finansial saja. tantangan bertahap pun tak kalah mengkhawatirkan. 

Pada saat teh Qonit lagi hemat-hematnya, tiba2 ada  tawaran pekerjaan yang gajinya menggiurkan. Tapi apa yang teh Qonit lakukan. di situasi keuangan yg  mencekik, teh Qonit lantas menolak tawaran pekerjaan itu, dengan alasan pertimbangan waktu yang akan terkuras lebih banyak pada pekerjaan itu di banding meneruskan hafalan Qur'an dan dakwah melalui konten di medsosnya. 

Nah, sedangkan teh Qonit punya projek, bahwa ia harus membuat konten atau tulisan di ignya minimal 1 bulan 4 kali. Sehingga pada saat itu teh Qonit lebih memilih kehilangan kesempatan utk bekerja dengan  penghasilan tinggi hanya untuk mengejar projek-projek yang sudah sedari awal ia tekuni. 

Kata teh qonit, untuk apa punya pekerjaan dengan hasil berlimpah kalau harus mengorbankan tujuan hidup. Hidup ini bukan selalu membahas soal uang, iiii kita harus rela berkorban untuk suatu hal yang kita sangat yakin itu akan lebih memberi efek samping  yang berdampak baik bagi kita dan orang lain. Maka di sini penegasannya yakni pada prinsip hidup. Hidup itu harus punya tujuan berupa visi dan misi, sebab walaupun kita memiliki semua hal termasuk keuang yang melimpah, harta yang tak habis Hingga tujuh turunan sekali pun, kalau tetap tak punya tujuan hidup, maka bersiaplah utk hidup seakan mati. 

Dengan tidak punya tujuan hidup, kita akan lebih cenderung hidup untuk memenuhi visi dan misi orang lain. Ia, jika visi dan misi tersebut selaras dengan pemikiran kita. Jika tidak?. Maka selama hidup kita hanya akan menjadi budak pemenuh visi dan misi orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat muslimah mulai jatuh cinta

Cerita Epa Pariyanti, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Angkatan 1

  BERTUKAR SEMENTARA BERMAKNA SELAMANYA (Doc. acara pelepasan mahasiswa PMM dengan menggunakan baju adat daerah m...