Postingan

Jumat, 22 Mei 2020

Coba lagi


Di saat kita berusaha menekuni hobi dengan harap-harap bisa membuka peluang keberuntungan melalui keikutsertaan dalam lomba-lomba yang bertebaran di media sosial. Namun sering pula kita kecewa dengan kegagalan yang kita ukur dengan standard 'juara'. Kalau gagal sekali sih, masih bisa beranggapan bahwa kegagalan itu berarti kemenangan belum berpihak ke kita. Namun kalau kita sering ikut dan sesering itu pula kita gagal, maka akan berujung pada rasa malas dan muak untuk mencoba kembali.

Setidaknya kalimat di atas mewakili perasaan teman-teman dan saya pribadi dalam hal memandang keberhasilan dan kegagalan dari standard juara. Sangat sulit untuk membuang stigma ini dalam fikiran kita. Seakan sudah tertanam bahwa dalam sebuah kompetisi apapun itu, puncak keberhasilannya adalah saat kita berhasil menyandang gelar sang juara.

For your infomation, sebenarnya jika motivasi kita lebih condong ke arah keberhasilan berdasarkan perolehan juara, jika kita gagal, kita akan merasakan kecewa dan emosi 'mengapa bukan aku yang menang', bahkan sering kita menyalahkan orang lain karna kita merasa lebih baik 'aku lebih baik dari dia, tapi kenapa kok aku yang selalu gagal, ini gak adil'.

Namun jika motivasi kita adalah kebaikan atau kebermanfaatan dengan dalih 'bismillah deh, menang atau kalah mah belakangan, yang penting ini bermanfaat' atau 'udah deh, menang kek, kalah kek yang penting berguna bagi yang liat'. What you think?, Yes 'pemikiran kek gini gak bakal bertahan lama deh', kenapa?. Sebab kita mungkin bisa berfikir begitu sekian  menit atau detik. namun seiring berjalannya waktu, fikiran seperti itu akan hilang dan bertransformasi ke arah pemikiran 'juara'. Sekali pun kita bisa mengalihkan motivasi kita untuk kebermanfaatan, nah mulai deh tu ada bisikan 'pasti menang deh tu'.

Kesel gak sih, jujur aku selalu berusaha memotivasi diri aku untuk ikut lomba tu bukan untuk mengejar juara 1,2 atau 3, tapi sering itu juga aku kayak dibisikin kalau aku niatin untuk kebermanfaatan, dengkan fikiran aku mikirnya kalau niatnya gitu pasti menang deh tu. Ini cobaan yang paling sulit untuk di hindari. Kadang kita iri kan sama orang yang sering ikut lomba dan pulang dengan membawa mendali emas atau uang dengan jumlah jutaan sampe miliaran (menyesuaikan sama tingkat lomba juga sih hehee). Kadang kita juga mikir kalau di bandingin dia, kita lebih berhak untuk mendapatkan apa yang dia dapatkan.

Aku juga gak memunafikan bahwa gak gampang merubah pola pikir kita. Tapi gak ada salahnya untuk selalu mencoba, kan kita gak pernah tau suasana hati kita. Syukur-syukur Allah berbaik hati menenangkan hati dan fikiran kita saat kita merasa kita gagal terus dan hampir putus asa, yaa kalik kan Allah salut sama semangat kita untuk terus nyoba ikut lomba ini, lomba itu dan di tambah lagi dengan usahakan kita dalam mempersiapkan diri sebelum bertempur (kayak mau perang aja yah wkwk).

Kadang Apa yang menurut kita baik atau dalam pandangan kita itu yang terbaik untuk kita, tapi di sisi Allah itu gak baik karna bisa jadi hal itu yang buat kita jadi manusia sombong dan angkuh. Namun jika apa yang menurut kita gak baik karna gak ada untungnya buat kita secara fisik dan finansial, namun di sisi Allah itu yang baik untuk kita karna bisa jadi dengan itulah kita bakal tampah nempel sama Allah dan ingat bahwa di atas langit masih ada langit.

Langit yang kita pandang mungkin sama, waktu yang kita miliki juga sama, namun bedanya ada pada cara kita memanfaatkan waktu yang kita miliki. Sewaktu-waktu mungkin kita merasa kita udah banyak berkorban namun hasilnya biasa-biasa aja, itu bisa jadi karna waktu yang kita korbankan adalah waktu yang membuat kita makin jauh sama Allah. Ketika azdan berkumandang, kita masih dalam posisi lagi sibuk sendiri, di saat orang ngajak  ke mesjid atau ngaji bareng kita malah enak-enakan mager di tempat tidur sambil mimpiin si dia (cie cie jomblo) dan kesibukan lain yang membuat kita lalai akan seruan kebaikan.

Nah, ini bisa jadi bahan introspeksi diri kita nih guys, coba deh kalau kita ada rasa-rasa jengkel karna gagal atau sesuatu yang kita usahakan mati-matian ternyata berbuah kepahitan, yuk coba di ingat lagi, selama ngerjainnya udah bismillah gak tu?, niatnya buat apa dulu tu?, udh yakin gak tuh, kalau bisa buat kita tenang?, Yang lebih urgen, apakah kita udah siap dengan segala konsekuensinya?..(di fikirin ya guys)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat muslimah mulai jatuh cinta

Cerita Epa Pariyanti, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Angkatan 1

  BERTUKAR SEMENTARA BERMAKNA SELAMANYA (Doc. acara pelepasan mahasiswa PMM dengan menggunakan baju adat daerah m...