Akhirnya tiba pada puncak acara yang ku tunggu-tunggu.
Selama menunggu, ku khidmat mengikuti alur hingga tak terasa setiap detik, menit, hingga jam ku hitung hingga tiba detik pengumuman pemenang tengah didepan mata.
Dag dig dug. jantungku tak henti berdegub.
Perlahan ku dengar baik-baik apa yang di sebut oleh pemandu acara saat itu.
Satu persatu nama pemenang di sebut, mulai dari kategori terfavorit, juara ketiga, kedua, hingga pertama. Dengan di dahului nominasi lomba microblogging, lalu berlanjut pada nominasi lomba podcast. Aku termasuk peserta di dua lomba itu.
Jantungku tak henti berdegub
Sangat Berharap satu di antara kategori itu ada namaku.
Pengumuman pemenang kategori lomba microblogging sudah lewat, walau namaku tak ada di sebut, aku tetap mendengarkan dengan khusyuk pengumuman lomba selanjutnya yaitu nominasi lomba podcast.
Senyumku merekah, harapku tinggi melambung, jantungku berdebar lebih kencang dari sebelumnya. Mataku terpejam, ingin membuka ketika nama ku di sebut.
Masih menunggu.
Draggg..
Mataku terbelalak.
Bibirku kelu tak mampu berucap.
Batinku sesak.
Untuk kesekian kalinya, ku harus menelan kekecewaan. Lagi!
Ingin Melampiaskan kesal, tapi tak tau dengan cara apa, agar bisa lupa.
Kecewa
Sedih
Malu
Pilu
Sesak
Rasanya tak ada yang bisa menggambarkan semua rasa pedih itu selain dengan menangis.
Tangisku pecah sejadi-jadinya.
Di gelap malam, ku tumpahkan semua.
Di saat semua tengah lelap di dunia mimpinya. Aku seorang diri, berderai air mata.
Ku pandang karyaku.
Sejelek itukah, hingga satu nominasi tak dapat ku renggut?
Dulu, ketika jatuh pada kata "gagal", entah yang beberapa. Allah beri ganti hari itu dengan nikmat kesenangan berupa hadiah hasil pertanyaan yang ku ajukan pada pematik beberapa acara seminar atau yang serupa dengan itu.
Lumayan (dalam batinku ).
Setidaknya ada kenang-kenangan yang ku bawa pulang. Sedikitnya ada berita gembira yang dapat ku ceritakan pada dirimu. Setidaknya aku telah berani Speak up, walau hanya sebatas bertanya.
Tapi rasa nagihnya itu yang bikin kecanduan untuk melakukan hal yang sama. Alhamdulillah, di beberapa event, aku mendapatkn apa yang ku inginkan.
Saat aku sedang ingin punya buku planner. Awalnya dari melihat story Instagram penjual buku planner. Cover dengan warna dan motif yang menarik, membuatku tak henti memandang dan memilikinya. bahkana ku sematkan utk disimpan di beranda Instagram ku. Harap-harap uang terkumpul cukup untuk membelinya.
Alhamdulillah, Allah ijabah melalui keikut sertaanku dalam sebuah seminar kepenulisan yang menjanjikan doorprize berupa buku planner yang ku inginkan.
Dengan bersemangat dan penuh percaya diri, aku meyakinkan diri, bahwa aku pasti bisa jadi kategori pemenang doorprize itu.
Singkatnya, setelah menunggu pengumuman pemenang doorprize hampir satu Minggu lamanya. Akhirnya pengumuman yang ditunggu-tunggu tlah tiba.
Alhamdulillah, Allah benar tak pernah menyalahi janji-Nya. Allah ganti rasa kecewa yang terpendam itu dengan hal yang lebih aku butuhkan, selain hanya kategori pemenang. Impian ku mempunyai buku planner akhirnya tak jadi sebuah halu. Nyatanya buku itu ada di depan mataku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar