Postingan

Kamis, 30 Juli 2020

Efektif dan efesien

Perbedaan Efektif  dan efesien yakni
Efektif di tujukan untuk sesuatu yang dikerjakan sesuai waktu yang di tentukan, namun belum tentu tujuannya tercapai. Nilai plusnya ada pada manajemen waktu yang teratur dan terarah.

Sedangkan efesien di tujukan untuk sesuatu yang di kerjakan dengan Waktu yang tidak banyak. Nilai plusnya yakni tujuannya tercapai.

Kbbi
efi·si·en /éfisién/ a 1 tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya); 2 mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat; berdaya guna; bertepat guna; sangkil;
efektif/efek·tif/ /éféktif/ a 1 ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); 2 manjur atau mujarab (tentang obat); 3 dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan); mangkus; 4 mulai berlaku (tentang undang-undang, peraturan);

Menurut www.//.sainstif.com
Efektif adalah cara mencapai suatu tujuan dengan pemilihan cara yang benar dari beberapa alternatif, kemudian menginplementasikan pekerjaan dengan tepat dengan waktu yang cepat. Efisien adalah cara untuk mencapai suatu tujuan dengan penggunaan sumber daya yang minimal namun hasilnya maksimal.

Kisah teh qonit

Krisis visi
Teh Qonita pernah bilang di salah satu Sekmen podcastnya, kalau dulu sebelum teh Qonita nerbitin buku 'seni tinggal di bumi'. Sebenarnya kalimat yang ada di buku itu adalah kalimat yang di tulis dan di buat konten oleh teh Qonita di ig @qoonita. 

Dengan konten dan tulisan yang di share teh Qonit di akun Ignya tujuan sebagai salah satu kontribusi teh Qonit dalam dakwah lewat konten kreatif . Dan pada saat itu teh Qonit gak kefikiran kalau mau di buat buku. Latar belakang dari pembukuan buku seni tinggal di bumi itu sendiri, di dasairkan dari  Quarter Life Crisis di mana pada saat itu teh Qonita lagi apes banget. 

kenapa di katakan apes, sebab pada saat itu teh Qonit belum punya pekerjaan tetap, sehingga gak punya penghasilan utk membiayai kebutuhan hidup. Pada saat itu teh Qonita punya uang pegangan 3 ratus ribu utk bertahan hidup selama 2 bulan. 

Alhasil teh Qonita harus berusaha keras utk hidup sehemat hematnya. Namun tantangan tidak hanya datang dari problem finansial saja. tantangan bertahap pun tak kalah mengkhawatirkan. 

Pada saat teh Qonit lagi hemat-hematnya, tiba2 ada  tawaran pekerjaan yang gajinya menggiurkan. Tapi apa yang teh Qonit lakukan. di situasi keuangan yg  mencekik, teh Qonit lantas menolak tawaran pekerjaan itu, dengan alasan pertimbangan waktu yang akan terkuras lebih banyak pada pekerjaan itu di banding meneruskan hafalan Qur'an dan dakwah melalui konten di medsosnya. 

Nah, sedangkan teh Qonit punya projek, bahwa ia harus membuat konten atau tulisan di ignya minimal 1 bulan 4 kali. Sehingga pada saat itu teh Qonit lebih memilih kehilangan kesempatan utk bekerja dengan  penghasilan tinggi hanya untuk mengejar projek-projek yang sudah sedari awal ia tekuni. 

Kata teh qonit, untuk apa punya pekerjaan dengan hasil berlimpah kalau harus mengorbankan tujuan hidup. Hidup ini bukan selalu membahas soal uang, iiii kita harus rela berkorban untuk suatu hal yang kita sangat yakin itu akan lebih memberi efek samping  yang berdampak baik bagi kita dan orang lain. Maka di sini penegasannya yakni pada prinsip hidup. Hidup itu harus punya tujuan berupa visi dan misi, sebab walaupun kita memiliki semua hal termasuk keuang yang melimpah, harta yang tak habis Hingga tujuh turunan sekali pun, kalau tetap tak punya tujuan hidup, maka bersiaplah utk hidup seakan mati. 

Dengan tidak punya tujuan hidup, kita akan lebih cenderung hidup untuk memenuhi visi dan misi orang lain. Ia, jika visi dan misi tersebut selaras dengan pemikiran kita. Jika tidak?. Maka selama hidup kita hanya akan menjadi budak pemenuh visi dan misi orang lain.

Sabtu, 25 Juli 2020

Hidup Cuma Sekali


Setiap orang diberi Jatah hidup hanya satu kali. Pertanyaannya Mau di apakan jatah yang cuma sekali ini?..

Jawabannya ada pada diri masing-masing.
Mau di bawa kemana hidup ini, hanya diri sendiri yang tahu. Karna menentukan arah kehidupan adalah urusan diri masing-masing.

Berleha-leha dengan kenyamanan rebahan.
Bersantai-santai dengan amanah.
Bersikap acuh tak acuh pada semua hal.
Atau
Menjadi Sibuk dengan projek-projek kebaikan.
Sibuk dengan ketaatan.
Sibuk dengan perencanaan.

Di manapun posisi kita sekarang.
Siapapun, di manapun kita saat ini.
Yang pasti adalah setiap dari kita cuma punya jatah hidup satu kali.

Jika kau memutuskan untuk memilih, maka pilihlah pilihan yang manjadikan hidupmu lebih baik. Pilihan yang hanya kau putuskan satu kali dan kau berusaha untuk konsisten dalam hal itu.

Bukan sesuatu yang tidak mungkin.
Perubahan akan selalu sejalan dengan keyakinan. Semangkin kuat kepercayaan itu, maka semangkin dekat lah pada keyakinan yang kau yakini akan menjadi ladang pahala, sebagai bekal di akhirat nanti.

Mumpung Masih Hidup



Sejatinya yang hidup akan mengalami yang namanya kematian. Suka atau tidak suka, terima atau tidak, inilah kenyataan dan pasti akan terjadi. Namun sayangnya tidak ada yang tau kapan kematian itu akan datang.

Sama halnya dengan hidup. Hidup di dunia ini adalah salah satu fase di mana manusia selalu bergelut dengan masalah hidup. Baik itu masalah yang timbul dari lingkungan keluarga, lingkungan sahabat ataupun masyarakat.

Hidup yang kita jalani ini hakikatnya hanyalah sebentar dan sewaktu-waktu akan pulang menghadap ilahi. Maka jangan sia-siakan kesempatan hidup di dunia dengan melakukan hal-hal yang kurang baik dan jauh dari kata produktif.

Mumpung masih hidup, ukirlah sebuah sejarah bahwa kau akan dikenang sebagai orang yang memiliki manfaat di lingkunganmu. Bukan tanpa alasan, sebab penciptaan manusia di dunia ini tidak lain hanyalah sebagai Khalifah di muka bumi. Maka kebermanfaatan lah menjadi tujuan utama dalam hidup.

Ketika  kebermanfaatanlah yang lebih dominan di lakukan di banding hal lainnya. maka kau akan lebih banyak di kenal sebagai orang baik, memiliki pengaruh walau kau tak mempengaruhi, serta relasi yang luas untuk memperdalam ilmu, baik ilmu pengetahuan maupun ilmu agama.

Betapa menjadi baik itu sangatlah menenangkan. Di satu sisi kita tak kan di sibukkan dengan hal-hal yang kurang baik, dan di sisi lain kita lebih banyak paham akan sesuatu isu atau permasalahan serta solusi dari permasalahan itu sendiri.

Maka mumpung masih hidup, buatlah sejarah di tangan kita masing-masing. Sejarah yang dapat di kenang dan mempengaruhi orang lain untuk menjadi baik dan produktif.
Jangan biarkan hidup yang cuma sekali ini sebagai tempat pelampiasan penyesalan.

Rabu, 22 Juli 2020

Berharap Keajaiban Datang


Ketika harapan menjulang tinggi. Nasib seakan berkata "inilah takdirmu!".
Berharap akan sesuatu yang tak pasti, ketidakjelasab lah yang akan kau dapati.

Berharap kesalahan yang sama tak terulang kembali. Aku berharap semoga hari ini jauh lebih baik. Hari ini aku berharap tidak mengulangi hal yang sama dengan kesalahan yang sama pula.

Aku bingung ingin berkata apa, melakukan apa dan bagaimana jika hal buruk yang ku takuti menjadikan aku harus menelan diri.

Semangkin aku mempublish diriku di hadapan mereka. Mengizinkan mata ini harus melihat apa yang membuat hati ini semangkin dengki dan gelisah.

Ketakutan yang mengitari ruang sadarku, kian hari, kian tak terkendali.
Akankah aku harus pasrah lagi, meratapi nasib yang kian hari kian menggelisik jiwa dan hati.

Berbisik pada kesunyian diri. Hembusan napas pendek dan hawa panas yang mengitari seluruh badanku, membuatku harus terduduk diam memikirkan nasib yang entah kapan akan ku sadari, bahwa aku butuh sendiri.

Sendiri untuk meratapi apa yang telah ku perbuat, hingga Tuhan memberikan ujian ini padaku.
Sendirian untuk mem-flashback apa-apa yang telah membuat aku harus begini.
Sendiri untuk menangis.
Sendiri untuk mengakui bahwa aku bukan apa-apa dan siapa-siapa di sini.

Harapan Yang ku gaung-gaungkan di setiap hariku. kini harus ku sadari bahwa aku harus kuat. Aku harus belajar menata diri ke arah yang lebih baik lagi.
Allah takkan membebani sesuatu pada seseorang melainkan menurut keanggupannya.

Aku harus yakin, bahwa akan ada mentari yang menyinari bumi setelah malam berganti menjadi pagi hari.
Keyakinannya harus lebih kuat dari egoku.

Untuk kalian yang bernasib sama denganku, ku harap kau kuat dan sabar menghadapi hari ini, besok dan nanti.
Karna ku yakin dan percaya bahwa akan ada keajaiban setelah hari ini.
Semangat!😉

Minggu, 19 Juli 2020

Terima Kasih Orang Baik


Ku ucapkan terima kasih atas uluran bantuanmu untuk saudara-saudara kita yang kesulitan. Uluran tanganmu begitu sigap kau lancarkan ketika musibah datang melanda.

Uluran tangan yang hanya di berikan oleh orang-orang baik hati nan peduli. Kepedulian mu membuat mereka yang berkekurangan, sedikit mulai berkecukupan.

Musibah yang melanda negeri nan elok ini, yang kaya akan kekayaan alamnya, serta pertumbuhan demografi yang signifikan di setiap tahunnya. Namun sayang, kekayaan itu lebih banyak di kelola untuk kepentingan kaum penguasa asing.

Yang harusnya kita sebagai tuan rumah menikmati hasil secara merata, tapi nyatanya hanya merenggut sisa dari mereka.

Ketika bencana datang melanda, Di berbagai wilayah Indonesia. Banyak jiwa yang menunggu uluran tangan orang-orang baik. Ketika longsor, banjir, kebakaran, gempa, hingga angin puting beliung menghancurkan apa yang ada di sekitarnya.

Mereka hanya berharap ada orang baik yang memberi belas kasih atas musibah yang menimpa mereka.

Aku sangat bangga dan kagum pada mereka. Di sisi virus yang merajalela serta himpitan ekonomi, kalian tak pernah berubah. Kalian tetap sama seperti dulu, menjadi orang yang sigap memberi bantuan kepada sesama ketika musibah melanda mereka.

Kami bangga memiliki saudara-saudara seperti kalian.
Tak banyak yang dapat kami berikan sebagai tanda terima kasih. Hanya Do'a dan harapan semoga rezeki yang kalian berikan pada kami, Allah berikan kembali dengan  jumlah yang berlipat ganda.

Semoga keselamatan yang kalian korbankan untuk menjenguk dan mengulurkan bantuan pada kami, semoga Allah balas Dengan memberikan kesehatan dan keselamatan pada kalian di manapun kalian berada. Serta semua pengorbanan kalian, smoga berbalas pahala dan syurga.. Aamiin...

Do'a dan harapan kami agar semangkin banyak orang baik yang bertebaran di muka bumi. Dengan kegiatan-kegiatan kebaikan yang tiada henti mengitari hingga pelosok bumi.

Terima Kasih Orang Baik semoga Allah membalas kebaikanmu.

Terlahir Kurang Beruntung



Sebagian dari kita terlahir beruntung di besarkan di keluarga yang berkecukupan materi, sebagian lainnya terlahir lebih beruntung di beri hati dan tulang yang kuat untuk berusaha sendiri.

Seberapa pun kenikmatan yang telah Allah titipkan pada kita, seharusnya membuat kita lebih bersyukur. Karna masih banyak di luar sana, anak-anak yang terlahir berkekurangan secara finansial dan fisik.

Bersyukurlah, jika hari ini kau masih bisa makan 3 kali sehari, sedang di luar sana ada yang harus meminta-minta di jalan mengharap belas kasihan orang, baru bisa makan.

Bersyukurlah, jika saat ini kau masih memiliki keluarga yang utuh, sedang di luar sana banyak anak-anak yang di besarkan oleh orang tua tunggal, atau bahkan tanpa orang tua.

Bersyukurlah, jika saat ini kau masih bisa bersekolah, sedang anak-anak di luar sana, untuk makan saja mereka kesulitan, apalagi memperoleh pendidikan.

Bersyukurlah, jika saat ini kau masih dapat tidur nyenyak di kasur yang empuk dan punya rumah yang layak tinggal. Sedang di luar sana, alas tidur mereka hanya beralaskan kotak bekas dan rumah mereka adalah alam terbuka. Tanah sebagai lantai, sedang langit sebagai atap.

Betapa nikmat yang harus di syukuri bukan.
Betapa banyak orang di luar sana yang ingin seperti mu. Berharap menikmati sejenak apa yang kini kau dapatkan saja rasanya sudah bahagia. Apalagi bisa menikmatinya sepertimu.

"Maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang kamu dustakan" (Q.S Ar-Rahman :13)

Sabtu, 18 Juli 2020

Ada Apa Dengan Dunia?


Dunia sedang tak Baik-baik saja.
Bencana terjadi di mana-mana, Kedzaliman, pembantaian, hingga kedustaan tersebar di penjuru dun
Pemerintah yang katanya super power kini mulai menunjukan taring ketanggungannya.

Bersikap acuh tak acuh pada dunia. Menghalalkan segala cara untuk menunjukan bahwa ia yang berkuasa.
Lantas, kenapa ku lihat dunia seakan Diam melihat penderitaan banyak jiwa yang tak berdosa menjadi korban kekejaman kaum yang tak beradab.

Bukankah dulu, mereka yang tertindas hari ini, adalah mereka yang berada di garda terdepan membela kita. Bukankah dulu, kita berada di posisi mereka sebagai negara terjajah. Menderita, hidup lontang Lantung, kelaparan di mana-mana, hingga bisa di bilang dulu kita bukanlah apa-apa di mana dunia. Tak lebih dari budak dunia.
Sekarang giliran kita untuk membalas kebaikan mereka.

Jika tak bisa dengan bantuan membela dengan suara dan kekuasaan, maka kita bisa membalas dengan memberi bantuan fisik secara finansial, kalaupun tidak bisa juga, maka berikan sesuatu yang tak di miliki oleh kaum zionis sekarang ini, yakni Do'a.

 Berikan Do'a terbaik kita pada saudara-saudara kita di Palestina, Suriah, Dan saudara kita dibelahan dunia ytertindas Menengislah dan mintalah pada Allah akan keselamatan saudara-saudara kita.

 jangan biarkan Kiblat umat Islam menjadi taruhan politik dunia.

Jumat, 17 Juli 2020

Menolak Lupa!


Ketika kenikmatan di rasa begitu mudah di dapatkan, maka rasa sombong dan takabur akan menyelubung di sanubari.
Bukan tak mungkin pada akhirnya perlahan akan menjadi manusia yang lupa bersyukur, lupa memetik hikmah dan lupa akan mendekat kepada-Nya.

Kenikmatan - kenikmatan yang Allah berikan kepada kita semata-mata hanyalah titipan sementara, sewaktu-waktu akan hilang dan lenyap.

فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
"Maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang kamu dustakan?".
(Q.S Ar-Rahman : 13)

Allah berulang-ulang kali mengatakan hal ini dalam surah Ar-Rahman. Sebab, manusia itu tipekal makhluk yang sering lupa akan nikmat.

Sehingga, sangat perlu adanya warning  untuk menyadarkan akan kedzaliman yang telah di perbuatnya.

Mari, kita bersama-sama menolak Lupa!. Lupa akan nikmat yang Allah berikan kepada kita. Dengan cara mensyukuri apa yang Allah berikan selama ini, membantu saudara yang kesusahan (baik dengan bantuan berwujud nyata atau lewat Do'a), menginfakkan sebagian harta yang di miliki untuk kegiatan kebaikan, serta tak luput menambah wawasan seputar Islam yang selama ini belum kita pahami.

Karna kunci dari sebuah hidayah, yakni membina diri ke arah yang lebih baik, serta hadirnya kita memberi manfaat untuk orang lain.

Kamis, 16 Juli 2020

Ruang Sendiri


Terkadang kita butuh sendirian.
Untuk merenungkan apa yang telah kita lakukan.
Sudah seberapa banyak hal-hal kebaikan yang terlewatkan.
Sudah berapa banyak waktu yang terbuang sia-sia.

Kita butuh ruang,
untuk memikirkan hal-hal yang akan kita lakukan setelah ini. Di mana saat ini, di detik yang penuh dengan kebimbangan dan kegelisahan ini. Akankah berujung pada kebahagiaan atau kesengsaraan.

Di detik yang singkat ini, rehatkan sejenah fikiran pada keinginan yang mengusik hati. Kegundahan yang kian menyelubungi sanubari. Ketidakpastian yang mengusik ketenangan.

Kita butuh  jeda dari segala aktivitas duniawi, untuk sejenak beranjak memahami diri.
Tak ada orang yang lebih tau akan diri kita. Kalau bukan kita sendiri.

Mencoba memahami diri, apa yang membuat diri ini begitu rela mengorbankan banyak waktu untuk beban yang bertubi-tubi. Dengan segala hal yang jelas-jelas telah mengelabuhi.

Saatnya luangkan waktu kita untuk merenung dan berfikir. Memberi ruang untuk diri, menikmati jeda yang tak berkepanjangan ini.

Si Perasa


Memiliki sanubari itu memang melelahkan. Di satu sisi kita akan ngerasa bersalah, marah, senang, gelisah, sedih, kecewa, galau dan takut. Apapun ekspresi kita di tentukan dari bagaimana kita mendikte lingkungan sekitar.

Apakah itu berbuah kebahagiaan atau malah kesengsaraan.
Hidup berarti harus siap akan konsekuensi.
Tak butuh lama, hidup akan mengajarkan arti dari sebuah perjuangan. Perjuangan yang ingin kau perjuangkan hingga kau bisa lihat apa yang ingin kau lihat.

Menjadi seseorang yang mengutamakan rasa di banding fikiran, akan menjadikan siapa saja membatin pada keadaan. Setiap melakukan sesuatu harus melihat kondisi apa dan bagaimana untuk bergerak.

Rasa itu menuntun ke arah perasaaan serba salah. Dikit-dikit ngerasa bersalah, dikit-dikit binggung sendiri. Namun jika di telusuri lagi, sifat mengutamakan rasa ini hampir di miliki semua orang. Sehingga tidak heran banyak kita kenal orang-orang yang bergerak di bidang pendidikan, seorang guru memberikan contoh yang baik kepada anak muridnya.

Ketika kesabaran di tuntut lebih, maka akan membuat batin merespon dengan tindakan diam. Diam dalam arti memikirkan apa yang harus di lakukan. Sehingga pada konteks ini, si perasa akan sangat berpotensi menjadi si pemikir.

Banyak hal di dunia ini yang tercipta karna adanya dua faktor ini, perasaan dan pemikiran.
Ketika masalah semangkin kompleks, batin akan merespon dalam bentuk ekspresi. Entah itu sedih, marah, galau, dan apapun itu. Yang akhirnya membuat otak berfikir bagaimana cara penyelesaian masalah ini.

Sehingga, menempatkan rasa dan fikiran dengan hal-hal baik itu sangat penting. Sebab, dua hal ini tak bisa kita lihat dengan mata, melainkan di dalam diri manusia. Walaupun demikian, tak tak ada  alasan untuk tak mau berperasaan dan berfikir.

Menikung di Sepertiga Malam


Setiap makhluk di anugerahi organ bernama hati. Fungsinya secara medis adalah untuk memompa darah agar tersalurkan ketempat yang seharusnya.

Namun, ternyata hati tak hanya berfungsi untuk memompa darah, melainkan berfungsi untuk merasakan sesuatu. Merasakan hal-hal yang bersumber dari Indra penglihat, Indra perasa dan Indra pendengar.

Sumber-sumber inilah yang nantinya berkolaborasi menjadi media yang menghasilkan apa yang kita sebut dengan perasaaan, keterpesonaan, dan perasaan menginginkan sesuatu.

Sehingga ketika fungsi dari hati tidak berkerja dengan baik. Maka akan mengakibatkan kecenderungan pada fisik dan tingkah laku yang tidak baik.

Selayaknya hati ini berfungsi untuk merasa. Terkadang manusia salah menjatuhkan hati. Karna terlalu terpanah pada apa yang di lihat dan perasaan kagum yang berlebihan. Sehingga perasaan terkuras begitu banyak untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.

Hati lebih banyak bekerja di banding oragan lainnya. Karna fungisnya yang ganda, sehingga tak dapat  dipungkiri bahwa hati berpengaruh besar pada kehidupan.

Ketika manusia terpesona pada lawan jenisnya, maka akan ada rasa ingin memiliki. Dan pada akhirnya menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.

Tak semua cara di benarkan dalam hal ini. Mestinya manusia tahu akan batasan-batasannya. Ketika jatuh cinta, Jangan sekali-kali berharap lebih pada dia yang tak pasti. Jangan berfikir bahwa setiap perasaan harus terbalaskan. Kita hanya manusia biasa. Dengan segala gelombang dosa.

Berdo'alah, jika dia memang di takdirkan Untuk mu , maka dia akan datang pada mu dengan cara yang tak pernah kau fikirkan sebelumnya.

Rabu, 15 Juli 2020

Kamu Istimewa


Setiap manusia telah Allah berikan kelebihan dan kekurangan pada dirinya masing-masing. Supaya manusia saling melengkapi satu sama lain. Tidak berlebihan dalam memandang kelebihan yang Allah anugerahi dan tidak pula merasa paling tidak berguna karna kekurangan yang di miliki.

Hakikatnya manusia itu istimewa. Di banding makhluk lainnya, manusia di anugerahi akal untuk berfikir, hati untuk merasa, dan kemampuan yang terpendam.

Satu sama lain sejatinya punya kelebihan. Namun kadang-kadang manusia tak sadar akan kelebihan itu. Sehingga menganggap bahwa dirinya manusia yang kurang beruntung.

Keberuntungan tidak jatuh dari langit. Sejatinya harus di perjuangan.

Kita saja, yang lupa akan bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepada kita.
Sering kali kita menggerutu karna apa yang kita dapatkan tak seperti apa yang kita harapkan.

Manusia itu memang tempatnya salah dan khilaf. Namun tak di benarkan pula menjadi alasan, bahwa akan jadi orang yang selalu salah. Sehingga membenarkan apa yang seharusnya tak di lakukan.

Kita hanya perlu menemukan kelebihan kita. Caranya dengan mencoba berbagai hal yang sekiranya kita suka..dan membuat kita betah berlama-lama mengerjakannya. Salah satunya desains grafis, konten dakwah, podcast dan lain-lain yang berpeluang menjadikan kita lebih produktif dan aktif.

Selasa, 14 Juli 2020

Sang Penipu


Menipu dan tertipu, dua hal yang saling berkaitan. Tak akan ada yang tertipu kalau tidak ada yang menipu.

Layaknya seperti permata, hidup ini tak kan lepas dari hal-hal yang menyilaukan mata.

Kilauan itu membuat siapa saja akan tertipu dan akhirnya menggerutu. Sebab apa yang terlihat tak sesuai dengan realita.

Ketika harta duniawi menipu berpasangan-pasang mata, ketenaran membuat orang rela berkorban apa saja. Sehingga muncul pertanyaan besar, dimana letak rasa malu?...

Di saat semua tak lagi bisa di ukur dengan akal sehat. Maka semua yang di lihat akan dipukul sama rata (baik, buruk di anggap sama). Tak ada lagi petuah bijak yang di gaung-gaungkan. Lagi-lagi semua terlihat sama rata.

Lantas apa yang bisa kita lakukan?..
Diam...
Atau bergerak...

Apapun pilihan mu, yang jelas bahwa diri-mu-lah sumber masalah itu, dan hanya diri-mu-lah yang tau solusinya.

Perasaan merasa cepat puas akan sesuatu, sebelum sampai pada puncaknya. Akan berakhir pada kekecewaan. Layaknya penipu, rasa puas itulah yang membuat kita merasa cukup sampai di sini dan pergi meninggalkannya. Tanpa pernah ingin menoleh bekas-bekas keringat karna perjuangan itu.

Sehingga perjuangan yang di lalui seketika musnah karna telah tertipu.
Yang pasti adalah rugi.
Berkorban, Iya
Sakit, Iya
Capek, Iya
Sedangkan hasil, No

Sang Penggores sejarah



Sejarah tidak lahir dari tangan orang-orang yang malas. Sebab, goresan sejarah hanya dapat terukir dari tangan orang-orang yang memberi perubahan.

Perubahan-perubahan inilah yang nantinya menjadi panutan bagi yang lainnya, sehingga tak salah jika generasi muda, tunas bangsa di katakan sebagai kaum perubahan (agent of change).

Sejarah telah membuktikan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak hanya diplopori oleh golongan  tua saja, melainkan adanya campur tangan dari golongan muda.

Dan bagaimana mereka mengukir sejarah, itu juga membuktikan bahwa keberadaan kaum muda, sangat berpengaruh dalam menetukan merdeka atau tidaknya suatu negara, maju atau tidaknya suatu negara, hingga tumbuh berkembangnya negara di lihat dari kaum mudanya.

Kan sayang banget, jika generasi muda sekarang hanya diam dan berpangku tangan dengan apa yang ada. Sedang di luar sana orang-orang sedang sibuk bersiap untuk kemajuan dan perkembangan negaranya. Dengan cara menciptakan trobosan-trobosan baru, baik dari segi aspek pendidikan, teknologi, sosial-budaya, pertahanan keamanan, hingga sistem politik dan hukum.
Lantas, masih ada kata ‘B’ aja?..

Harusnya enggak dong. Malu kan sama orang-orang di luar sana. Harusnya kita kaum muda, memiliki kedudukan yang sama dengan mereka sebagai eksekutor. Pendengar yang baik saja, bisa jadi akan lebih banyak mengetahui akan suatu hal. Lantas, untuk peran terkecil saja kita tak mempublish, apalagi peran besar.

Sejarah tak kan menunggu kita siap untuk bergerak, melainkan kitalah yang harus mengejarnya. Hadirnya sejarah bukan semata-mata hanya untuk memenuhi monumen bersejarah. Melainkan sebagai bukti historis bahwa kaum muda, punya apa yang ia sebut sebagai perubahan.

Baik Berisik


Jika keburukan di sebar dengan gamblang, lantas kenapa kebaikan harus di sembunyikan.

Dunia ini tidak kekurangan orang cerdas, namun kekurangan orang baik. Baik dalam arti berprilaku, bersikap, dan bertindak sebagaimana mestinya.

Seiring dengan kecanggihan teknologi, dan semangkin mudahnya mengakses informasi di segala penjuru dunia. Mulai dari informasi jadul, hingga terkini.

Semua ada di genggaman kita. Semua hal dapat dengan jelas terlihat di depan mata kita, Tampa harus bersusah payah mengeluarkan biaya untuk datang ketempat tersebut.

Namun, dengan semangkin mudahnya akses informasi, semangkin mudahnya pula penyebaran berita hoax, ujaran kebencian hingga konten-konten yang kurang berpaedah tersebar di dunia Maya. Salah satunya konten-konten yang kurang berpaedah yang kian hari, kian memenuhi isi postingan generasi sekarang ini.

Dengan modal hp saja, sudah bisa mendobrak dunia Maya.
Lantas bagaimana dengan konten-konten ajakan kebaikan?...

Harusnya tak mau kalah dong. Masak sih, untuk hal keburukan saja orang dengan mudah pamer sana, sini. Dan itu pun udah jelas-jelas keburukan yang nyata. Lantas kebaikan harusnya lebih berisik. Iya gak sih...

So, jangan salahkan jika banyak konten-konten kurang berpaedah bertebaran di dunia maya, kalau kamu, anak muda tidak bergerak membuat konten-konten yang lebih berpaedah.
Jangan salahkan, jika banyak di antara anak muda yang hobinya rebahan, kalau kita anak muda tidak memberi contoh perubahan.

Semua ada di tangan kita.
Bagaimana wajah generasi ke depan, di lihat dari cerminan generasi sekarang.
Yuk berisik, dalam kebaikan!.

Aku Butuh Kamu, Sahabat


Aku Butuh Kamu, Sahabat


Mengingat bahwa Jalan kebaikan tak pernah sepi dari berbagai cobaan. Aku membenarkan bahwa aku tak mampu berjalan sendirian.

Aku butuh kamu di samping ku.
Menasehati ku jika Aku salah berprilaku.
Menuntunku ketika aku salah berpangku.

Aku butuh kamu, sahabat.
Aku tak kan mampu melewati semua masalah yang berliku hanya dengan diam membisu.
Aku butuh semangat dan bimbinganmu.

Kadang kita salah paham akan sesuatu, bertengkar itu hal biasa. Karna aku tau kau ingin yang terbaik untuk ku.

Kita berikhtiar, untuk tetap seperti ini.
Merangkul satu sama lain, di saat satu di antara kita mulai futur di jalan ini.
Mendekap satu sama lain, jika satu di antara kita mengalami masalah.

Satu di antara sekian banyak pintu menuju syurga, salah satunya adalah do'a sahabat Sholeh dan Sholehah ditempat peristirahatan terakhir nanti.

Aku mohon pada mu.
Dan tolong ingat ini baik-baik.
Jika kau tak menemukan aku di syurga nanti, tolong katakan kepada Allah,
"Ya Allah, dia pernah bersamaku dalam majelis ilmu"
"Ya Allah. Dia pernah bersamaku dan kami bersama-sama saling membimbing dalam kebaikan"
"Ya, Allah kami pernah sholat sama-sama di mesjid kampus dulu"
"Ya Allah. Dia adalah sahabatku, aku mohon masukan ia ke syurga bersamaku, Ya Allah. Sesungguhnya engkau lebih mengetahui hal itu dari pada aku".

Senin, 13 Juli 2020

Aku, Sombong?


"Kamu kok sekarang sombong sih, mentang-mentang baru pake hijab kamu gak mau lagi nongkrong sama kita".

"Ihh mentang-mentang baru hijrah kok udah belagu aja ya".

Dan kata-kata lainnya.
Ada gak sih yang pernah dikatain kek gini?...

Setiap perubahan, pasti ada celaan.
Di bilang sombong lah, lebay lah, atau apa pun itu, yang kadang orang yang bilang itu kayak gak sadar bahwa kata-kata mereka itu lah yang berlebihan.
Anggapan mereka akan suatu perbuatan yang baik, layaknya suatu perbuatan yang norak dan lebay.

Tapi bagi teman-teman yang baru hijrah dan memutuskan untuk menjadi baik, itu pilihan yang benar kok.
Kenapa?.

Sebab, saat teman-teman hijrah dari yang tadinya kurang baik, ke arah yang lebih baik. Sebenarnya itu satu tahap yang di benarkan. Bahkan dalam setiap agama gak ada yang memperbolehkan atau melegalkan suatu perbuatan yang buruk menjadi suatu perbuatan yang baik.

 Cuma yaa, manusianya aja yang mengada-adakan penglegalan itu. Semata-mata untuk menunjukan bahwa ini loh yang benar. Padahal salah.

Anggapan bahwa kita adalah manusia yang sombong, itu kurang tepat ditempatkan pada saat kita mulai hijrah.
Membiasakan merubah hal yang buruk itu memang gak sebentar.

Namun gak jadi alasan untuk kita ngeluh akan suatu keadaan. Malah ini lah yang ngebuktiin bahwa teman-teman itu memang benar-benar serius dan ingin konsisten untuk menjadi baik.

Kalau pun gak bisa menjadi baik kayak orang-orang di luar sana. Setidaknya coba mulai dari menjadi baik versi teman-teman. Hamasah!

Berbeda Dari Yang Lain



Perbedaan sering kali menjadi alasan kenapa sulit untuk berubah dan malu untuk mengakui sebuah kebenaran.

Serupa tapi tak sama, kian kali membuat asumsi bahwa tak mungkin sudut pandang perbedaan dapat di ubah. Perbedaan di anggap sebagai alasan, untuk tidak berubah.

Satu stigma atau pandangan orang terhadapnya, di jadikan sebagai acuan bahwa ketidakpantasanlah yang harus di terima. Padahal perubahan tak mesti berpatokan pada penilaian orang. Namun,
Dari apa yang ingin dan telah di usahakan.

Terkait hasil itu tak mesti harus sekarang di nikmati. Sebab, banyak hal di dunia ini yang terjadi dan berkembang di kemudian hari.

Lantas, perbedaan adalah sebagai kecil dari sebuah pembuktian bahwa selayaknya menjadi baik itu berawal dari beda sendiri dari yang lain, hingga terlihat hampir sama. Baik dalam segi berpenampilan atau tingkah laku.

Beda itu biasa.
Yang tidak biasa itu adalah membeda-bedakan.

Inginnya Jadi Kamu



Aku pernah berharap memiliki kesempatan yang sama dengan kesempatan yang kamu miliki. Kesepakatan yang ku langitkan di setiap sujud ku. Keinginan yang ku damba-dambakan akan menjadi kenyataan.

Aku bermimpi menjadi kamu, kamu yang kini sangat sibuk dengan projek-projek melangitmu. Projek-projek yang kau uploud di media sosial mu. Dan satu- persatu menjadi kenyataan.

Aku ingin seperti itu.
Seperti kamu, yang walau di rundung badai kamu tetap berdiri tegak.
Seperti kamu, yang sering terjatuh namun tak pernah berkata mengeluh.
Seperti kamu, walaupun sukses namun tak tersipu dengan hal itu.

Kamu mengajariku arti dari sebuah kesabaran. Kesabaran yang semangkin lama di pupuk, akan semangkin tumbuh dan menumpuk, menjadi tumpukan hasil Kebaikan yang meletup.

Harapan Yang Menunggu


seberapa pun kita terpuruk dalam runtutan masalah hidup, tak mesti membuat kita hanya menyerah. Sebab kita tak sendirian. Masih ada harapan yang menunggu kita. Yakni harapan untuk menengadah kepada  Sang pencipta.

Rintihan tangis dan  curahan masalah-masalah hidup hendaknya kita adukan kepada Allah SWT. Karna Ia tak pernah tidur dan tak pernah bosan menunggu kita untuk bercerita tentang masalah hidup dan harapan yang hendak kita inginkan.

Walaupun sebenarnya Ia tau bahwa kita punya masalah. Namun Ia ingin melihat apakah dengan masalah itu membuat kita semangkin dekat pada-Nya atau malah sebaliknya.

Kita boleh saja membuat sebuah perencanaan yang kita inginkan. Namun ingatlah satu hal, bahwa tak cukup hanya berpangku tangan pada apa yang hendak kita inginkan tanpa ada keterlibatan Allah dalam setiap langkah yang hendak kita ambil.

Sebuah kemustahilan jika ada yang beranggapan bahwa setiap kesuksesannya berasal dari jerih payahnya sendiri. Ini kebohongan yang besar.

Mestinya kita sadar bahwa di sebalik itu pasti ada hal lain yang terlibat. Tapi kita memiliki bungkam akan hal itu. Dan memandang bahwa kitalah yang berperan penting dalam pengwujudan mimpi itu. Namun pada kenyataannya tidak!.

Siapa Cepat, Dia Dapat!



Kalau bahasa dalam perlombaan 'siapa cepat dia dapat'. Jika di plesetkan dalam rumus kehidupan kalimatnya akan berbunyi 'siapa yang berani dia dapat'.

Kira-kira begitulah hidup. Barang siapa yang berani memulai, maka ia berhak Mendapatkannya. Entah itu harta, tahta, maupun jabatan.

Berani memulai sesuatu, berarti pertanda bahwa kita sedang mulai melangkah ke tahap yang lebih tinggi. Tahap di mana semua tantangan akan semangkin kompleks. Tantangan untuk bertahan, tantangan untuk melakukan perlawanan, tantangan untuk harapan dan tantangan-tantangan lain yang siap menerkam siapa saja yang yg ada di depan.

Bukanlah sebuah keputus asaan, bukan pula menyurutkan harapan. Namun inilah permulaan untuk menentukan siapa yang akan bertahan dan pantas menjadi pemenang.

Sabtu, 04 Juli 2020

Kesempatan Untuk Berhasil



"Tugas kita bukan untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karna di dalam  mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil". Buya Hamka

Dalam stigma kita telah tertanam bahwa hidup harus berhasil. Namun berbarengan dengan itu pula, kita harus menyadari bahwa di balik keberhasilan pastinya ada sebuah kegagalan. Kegagalan hadir bukan tanpa alasan. Ia hadir untuk menyadarkan semua orang bahwa tak ada yang mudah dalam kehidupan. Tantangan, ujian, polemik dan beban mesti akan berjalan  beriringan dengan harapan untuk sebuah kemenangan. Bukan hanya dalam hal perlombaan, namun juga dalam kehidupan.

Percaya atau tidak, yakin atau tidak, ini sudah pasti akan terjadi. Semua impian hanyalah sebagian kecil dari sebuah ikhtiar. Sedangkan usaha dan doa adalah penentu segalanya. Di nobatkannya seseorang sebagai pemenang atau sebaliknya. Itu bukan hak kita, namun kita pula tak mesti berpasrah diri saja. Karna keputusan ada di tangan kita. Usaha salah satunya.

Ada yang bilang, tak baik jika kita terlalu baik kepada orang lain, hingga kita harus kehilangan apa yang harusnya itu milik kita. Setiap kebaikan mesti akan berbalas kebaikan pula, Begitupun sebaliknya. Percaya dan yakinlah bahwa apapun yang kita usahakan mesti akan ada balasan serupa. Jika bukan saat ini, mungkin nanti. Kalau nanti pun tak kunjung kau dapati, maka Tunggu dan bersabarlah.. karna Allah lebih tau apa yang di kerjakan oleh hamba-Nya.

Dan katakanlah, "bekerjalah kamu. Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang Mukmin akan melihat pekerjaanmu itu. Dan kamu akan di kembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu di beritakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". Q.S At-Taubah: 105

Berbaik sangka lah kepada Allah.. sebab, Allah lebih tau apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Akan ada balasan yang tepat untuk sesuatu yang tepat.

Saat muslimah mulai jatuh cinta

Cerita Epa Pariyanti, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Angkatan 1

  BERTUKAR SEMENTARA BERMAKNA SELAMANYA (Doc. acara pelepasan mahasiswa PMM dengan menggunakan baju adat daerah m...