Postingan

Selasa, 14 Juli 2020

Sang Penipu


Menipu dan tertipu, dua hal yang saling berkaitan. Tak akan ada yang tertipu kalau tidak ada yang menipu.

Layaknya seperti permata, hidup ini tak kan lepas dari hal-hal yang menyilaukan mata.

Kilauan itu membuat siapa saja akan tertipu dan akhirnya menggerutu. Sebab apa yang terlihat tak sesuai dengan realita.

Ketika harta duniawi menipu berpasangan-pasang mata, ketenaran membuat orang rela berkorban apa saja. Sehingga muncul pertanyaan besar, dimana letak rasa malu?...

Di saat semua tak lagi bisa di ukur dengan akal sehat. Maka semua yang di lihat akan dipukul sama rata (baik, buruk di anggap sama). Tak ada lagi petuah bijak yang di gaung-gaungkan. Lagi-lagi semua terlihat sama rata.

Lantas apa yang bisa kita lakukan?..
Diam...
Atau bergerak...

Apapun pilihan mu, yang jelas bahwa diri-mu-lah sumber masalah itu, dan hanya diri-mu-lah yang tau solusinya.

Perasaan merasa cepat puas akan sesuatu, sebelum sampai pada puncaknya. Akan berakhir pada kekecewaan. Layaknya penipu, rasa puas itulah yang membuat kita merasa cukup sampai di sini dan pergi meninggalkannya. Tanpa pernah ingin menoleh bekas-bekas keringat karna perjuangan itu.

Sehingga perjuangan yang di lalui seketika musnah karna telah tertipu.
Yang pasti adalah rugi.
Berkorban, Iya
Sakit, Iya
Capek, Iya
Sedangkan hasil, No

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat muslimah mulai jatuh cinta

Cerita Epa Pariyanti, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Angkatan 1

  BERTUKAR SEMENTARA BERMAKNA SELAMANYA (Doc. acara pelepasan mahasiswa PMM dengan menggunakan baju adat daerah m...