Ketika harapan menjulang tinggi. Nasib seakan berkata "inilah takdirmu!".
Berharap akan sesuatu yang tak pasti, ketidakjelasab lah yang akan kau dapati.
Berharap kesalahan yang sama tak terulang kembali. Aku berharap semoga hari ini jauh lebih baik. Hari ini aku berharap tidak mengulangi hal yang sama dengan kesalahan yang sama pula.
Aku bingung ingin berkata apa, melakukan apa dan bagaimana jika hal buruk yang ku takuti menjadikan aku harus menelan diri.
Semangkin aku mempublish diriku di hadapan mereka. Mengizinkan mata ini harus melihat apa yang membuat hati ini semangkin dengki dan gelisah.
Ketakutan yang mengitari ruang sadarku, kian hari, kian tak terkendali.
Akankah aku harus pasrah lagi, meratapi nasib yang kian hari kian menggelisik jiwa dan hati.
Berbisik pada kesunyian diri. Hembusan napas pendek dan hawa panas yang mengitari seluruh badanku, membuatku harus terduduk diam memikirkan nasib yang entah kapan akan ku sadari, bahwa aku butuh sendiri.
Sendiri untuk meratapi apa yang telah ku perbuat, hingga Tuhan memberikan ujian ini padaku.
Sendirian untuk mem-flashback apa-apa yang telah membuat aku harus begini.
Sendiri untuk menangis.
Sendiri untuk mengakui bahwa aku bukan apa-apa dan siapa-siapa di sini.
Harapan Yang ku gaung-gaungkan di setiap hariku. kini harus ku sadari bahwa aku harus kuat. Aku harus belajar menata diri ke arah yang lebih baik lagi.
Allah takkan membebani sesuatu pada seseorang melainkan menurut keanggupannya.
Aku harus yakin, bahwa akan ada mentari yang menyinari bumi setelah malam berganti menjadi pagi hari.
Keyakinannya harus lebih kuat dari egoku.
Untuk kalian yang bernasib sama denganku, ku harap kau kuat dan sabar menghadapi hari ini, besok dan nanti.
Karna ku yakin dan percaya bahwa akan ada keajaiban setelah hari ini.
Semangat!😉
Tidak ada komentar:
Posting Komentar