Krisis visi
Teh Qonita pernah bilang di salah satu Sekmen podcastnya, kalau dulu sebelum teh Qonita nerbitin buku 'seni tinggal di bumi'. Sebenarnya kalimat yang ada di buku itu adalah kalimat yang di tulis dan di buat konten oleh teh Qonita di ig @qoonita.
Dengan konten dan tulisan yang di share teh Qonit di akun Ignya tujuan sebagai salah satu kontribusi teh Qonit dalam dakwah lewat konten kreatif . Dan pada saat itu teh Qonit gak kefikiran kalau mau di buat buku. Latar belakang dari pembukuan buku seni tinggal di bumi itu sendiri, di dasairkan dari Quarter Life Crisis di mana pada saat itu teh Qonita lagi apes banget.
kenapa di katakan apes, sebab pada saat itu teh Qonit belum punya pekerjaan tetap, sehingga gak punya penghasilan utk membiayai kebutuhan hidup. Pada saat itu teh Qonita punya uang pegangan 3 ratus ribu utk bertahan hidup selama 2 bulan.
Alhasil teh Qonita harus berusaha keras utk hidup sehemat hematnya. Namun tantangan tidak hanya datang dari problem finansial saja. tantangan bertahap pun tak kalah mengkhawatirkan.
Pada saat teh Qonit lagi hemat-hematnya, tiba2 ada tawaran pekerjaan yang gajinya menggiurkan. Tapi apa yang teh Qonit lakukan. di situasi keuangan yg mencekik, teh Qonit lantas menolak tawaran pekerjaan itu, dengan alasan pertimbangan waktu yang akan terkuras lebih banyak pada pekerjaan itu di banding meneruskan hafalan Qur'an dan dakwah melalui konten di medsosnya.
Nah, sedangkan teh Qonit punya projek, bahwa ia harus membuat konten atau tulisan di ignya minimal 1 bulan 4 kali. Sehingga pada saat itu teh Qonit lebih memilih kehilangan kesempatan utk bekerja dengan penghasilan tinggi hanya untuk mengejar projek-projek yang sudah sedari awal ia tekuni.
Kata teh qonit, untuk apa punya pekerjaan dengan hasil berlimpah kalau harus mengorbankan tujuan hidup. Hidup ini bukan selalu membahas soal uang, iiii kita harus rela berkorban untuk suatu hal yang kita sangat yakin itu akan lebih memberi efek samping yang berdampak baik bagi kita dan orang lain. Maka di sini penegasannya yakni pada prinsip hidup. Hidup itu harus punya tujuan berupa visi dan misi, sebab walaupun kita memiliki semua hal termasuk keuang yang melimpah, harta yang tak habis Hingga tujuh turunan sekali pun, kalau tetap tak punya tujuan hidup, maka bersiaplah utk hidup seakan mati.
Dengan tidak punya tujuan hidup, kita akan lebih cenderung hidup untuk memenuhi visi dan misi orang lain. Ia, jika visi dan misi tersebut selaras dengan pemikiran kita. Jika tidak?. Maka selama hidup kita hanya akan menjadi budak pemenuh visi dan misi orang lain.
Perbedaan Efektif dan efesien yakni
Efektif di tujukan untuk sesuatu yang dikerjakan sesuai waktu yang di tentukan, namun belum tentu tujuannya tercapai. Nilai plusnya ada pada manajemen waktu yang teratur dan terarah setiap waktunya.
Sedangkan efesien di tujukan untuk sesuatu yang di kerjakan dengan Waktu yang tidak berurutan. Nilai plusnya yakni tujuannya tercapai.
Kbbi
efi·si·en /éfisién/ a 1 tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya); 2 mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat; berdaya guna; bertepat guna; sangkil;
efektif/efek·tif/ /éféktif/ a 1 ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); 2 manjur atau mujarab (tentang obat); 3 dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan); mangkus; 4 mulai berlaku (tentang undang-undang, peraturan);
Menurut www.//.sainstif.com
Efektif adalah cara mencapai suatu tujuan dengan pemilihan cara yang benar dari beberapa alternatif, kemudian menginplementasikan pekerjaan dengan tepat dengan waktu yang cepat. Efisien adalah cara untuk mencapai suatu tujuan dengan penggunaan sumber daya yang minimal namun hasilnya maksimal.
Manusia kuat
Ahad, 2 Agustus 2020
Kamu yang kini memikul beban berat di pundakmu, sering di salahkan dan dijadikan rujukan pertama sebagai pelaku.
Dirimu yang kini terlihat sibuk, sering menjadi bahan incaran pertama saat masalah silir berganti menghamuk.
Dirimu yang kini merasa tak berguna, karna dirasa belum bisa berbuat apa-apa.
Dirimu yang kini jadi incaran sekumpulan mata jelata, untuk meminta pertanggung jawaban semata.
Aku lihat kau begitu kuat, kau masih berdiri tegak walau kau tau, kau pasti akan terjatuh.
Kau berusaha membendung masalah mu seorang diri. Membiarkan masalahmu menghantui, walau di salip rundung masalah mu, kau mampu sibuk mengurus masalah orang lain.
Kau begitu kuat, terlihat seakan tak ada beban berat, tetap berdiri tegak, berjalan seakan jatuh namun berusaha terlihat tegak.
Melihatmu hari ini, aku belajar sesuatu. masalah pasti akan datang, ancaman pasti mendekap, di salahkan itu pasti. Tapi satu yang tak boleh terlihat dan orang lain tau. Masalah, masalah, dan menggerutu.
Kau tepis semua masalahmu, hanya untuk menjadi pendengar yang baik saat yang lain berbagi masalah padamu. Kau berusaha meyakinkan bahwa setelah ini takkan terjadi apa-apa. semua akan baik-baik saja. sedang masalah mu sendiri, lebih besar dari itu. Orang yang kau rela menjadi mendengar nya belum tentu peka akan masalahmu dan mengajukan berbagi masalah sepertimu.
Tapi kau kuat, kau berusaha tak menampakan beban hidupmu di hadapan banyak orang hanya untuk melihat berpasang mata tak berlinang air mata. Kau rela menahan haus dahaga hanya untuk perasaan orang lain.
Kadang kerja kerasmu tak berbuah senyum, malah berbuah cibiran. Namun semua kau tepis hanya untuk meyakinkan bahwa usaha takkan mengkhianati hasil.
Produk-tips
Senin, 3 Agustus 2020
Seorang muslim, sebenarnya mubazir jika di tambah sebagai muslimah produktif, sebab dengan kata Muslim saja sudah menunjukan tindakan produktif.
Kenapa?..
Sebab sebagai seorang muslim, sebenarnya dalam syahadat, asyhadualla Ila Haillallah (tiada Illah selain Allah). Di mana Illah itu berupa permohonan, pertolongan, kepasrahan, itu ditujukan kepada Allah. Contohnya dalam sholat, puasa, zakat, sedekah, haji, kita sebenarnya sudah melakukan hal yang produktif. Bagitu juga dengan Muhammadarasulullah (Muhammad itu utusan Allah).
Bersama kesulitan ada kemudahan
Selasa, 4 Agustus 2020
Allah mengembankan amanah di pundak suatu hamba, tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menguji seberapa seorang hamba yakin bahwa pertolongan yang pertama akan datang dari Allah. Seberapa yakin dan percaya seorang hamba bahwa Allah lah yang lebih berhak di mintai pertolongan.
Allah yakin, bahwa si Fulan lah yang mampu mengemban beban berat ini di banding yang lain. Jika orang lain yang mengemban amanah ini, lantas tak mesti bisa setegar dan sekuat Fulan dalam mengemban amanah itu.
Percayalah, bahwa amanah yang sering kita anggap sebagai beban, itu semata-mata hanya titipan ujian yang jika di jalani dengan berlapang dada mengharap ridho Allah semata, maka akan bernilai pahala dan balasan yang luar biasa berharga. Namun jika di jalani dengan sikap menggerutu dan menyalahkan Allah, karna menggapai bahwa amanah itu terlalu berat baginya, sehingga menggapai Allah berlaku tidak adil padanya. Lantas azab dan kesengsaraanlah yang akan dirasa.
Allah berfirman
إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S Al-Insyirah :7)
Ahad, 9 Agustus 2020
Mengapa takut bermimpi?
"Tak ada mimpi yang terlalu tinggi, tapi yang ada adalah usaha yang tidak maksimal"
Itulah kata yang terngiang-ngiang di pikiranku saat aku selesai menonton video pendek tentang motivasi.
Mereka dengan mimpi-mimpinya yang ditulis di secarik kertas. Dan kertas itu penuh dengan coretan-coretan list impian yang ingin di capai. Lalu mereka tempel di dinding sudut kamar sebagai pengingat. Sering ditertawakan, bahkan dianggap lebay. Alhasil, merekapun mencoret list itu satu persatu karna mereka telah mewujudkan mimpi itu.
Terdengar konyol, namun itulah kenyataannya.
Dunia ini terlalu luas, untuk kita sempitkan pada mimpi-mimpi kecil. Dunia ini tidak punya batas untuk sevuah mimpi besar.
Tak ada yang tidak mungkin di dalam hidup ini, selam masih ada Do'a, usaha, ikhtiar, Insya Allah akan selalu ada jalan.
Maka beranilah bermimpi besar dan tulis impianmu di kertas lalu tempel ditempat yang kau akan sering melihatnya. Lalu buatlah target perencanaan untuk mewujudkannya.
مَنْ جَدَّ وَجَدَ
barangsiapa yang bersungguh maka ia akan berhasil (mendapatkannya).
Antara Iman & Aman
Senin, 10 Agustus 2020
Dikala berjalan, terkadang ada saja penghalang dan rintangan untuk sampai ke tempat tujuan. Entah itu lupa bawa barang penting seperti dompet, macet di jalan, terhalang pohon tumbang di jalan, atau bahkan lupa nyetel alaram supaya bangun lebih awal, and finally akhirnya telat bangun dan buru-buru ketempat tujuan hingga lupa kalau hari ini hari minggu. heee😂
Antara rutinitas dan prioritas hampir tak dapat di bedakan lagi. Begitu juga dengan iman dan aman. Kadang kita merasa apa yang kita lakukan sudah sesuai aturan. Jenis kegiatan yang dilakukan juga sudah menjurus ke arah menyeru kepada kebaikan.
Namun, kita terlupa akan satu hal yang urgent banget dalam semua kegiatan yang kita lakukan. Apa itu?.. Niat.
Bisa dibilang bacground kegiatan yang di lakukan adalah dakwah. Konsep kegiatannya juga Islami, dan hampir bisa di katakan sempurna untuk sebutan kata 'dakwah'
Namun pernahkah Kita meng-check up ruhiyah kita?..
Apakah semua konsep dan perencanaan serta waktu yang terbuang itu,, niat Lillahi Ta'ala karna Allah?..
Atau ada niat terselubung di dalam itu?..
Silakan tanyakan pada diri sendiri.
Antara iman dan aman.
Iman seakan selalu tergadaikan oleh sebuah tawaran rasa aman. Siapa sih yang gak mau hidup anteng-anteng aja, gak ada masalah, gak di salahin, gak ribet mikirin ini dan itu, pokoknya hidup serasa air tenang, gak bergelombang dan gak keruh.
Nah, disinilah kadang iman tergadaikan dengan sebuah rasa aman. Berfikir akan ada orang yang bakal ngambil alih kerjaannya, gsedang dia santai-santai ngurus diri sendiri, lupa akan tanggung jawab dan amanah yang ia emban. Yang ada dalam pikirannya adalah masih ada orang lain. Begitu juga jika ada masalah, dalam pikirannya akan ada orang lain yang akan menyelesaikan masalahnya. Padahal ia masih sanggup menyelesaikan masalahnya sendiri. Dan Na'udzubillahimindzalik, jika masalahnya semangkin rumit, dia menghilang dan pergi mengundurkan diri. Menggadaikan keimanan untuk sebuah kenyamanan.
Semoga kita tidak termasuk orang seperti itu, Aamiin
Sosok yang sering terlupakan
Selasa, 11 Agustus 2020
Manusia bertubuh kekar, Memiliki amanah sebagai tulang punggung keluarga. Berkerja keras pergi pagi pulang malam hanya untuk melihat anak, istrinya bisa makan dan hidup berkecukupan.
Tubuhnya dulu kekar, mampu mengangkat beban lebih dari ukuran badannya. Hobinya berpetualang mencari penghidupan bahkan sampai ke negeri orang.
Langkahnya yang panjang akhirnya menghentikannya pada sosok wanita. Hingga mengambil keputusan untuk menetap pada satu hati, dan lahirlah buah hati dari kisah cintanya.
Tak terhitung t'lah barapa banyak cucuran keringat yang keluar saat ia bekerja. Tak terhitung t'lah berapa kali ia merasa sakit pada punggungnya, tak terhitung berapa sering ia berjumpa dengan mentari yang siap
Ala bisa karna biasa
Rabu, 12 Agustus 2020
Aku mah orangnya pendiam, gak mungkin bisa ngomong di depan banyak orang.
Aku mah, orangnya suka gemetaran kalau lagi ngobrol sama orang lain.
Aku mah, orangnya gak bisa cepat akrab sama orang lain.
Pokoknya Aku tuh gak bisa!.
Mindset kayak gini kalau dipelihara bakal jadi malapetaka buat diri sendiri.
Buat kita jadi orang yang tertutup dan menutup pada perkembangan diri.
Ibarat jatuh, ketimpa tangga pula. Udah lah gak punya skill, ditambah lagi gak mau bereksplorasi. Yaa, mau jadi apa anak muda kalau Mindsetnya selalu ngerasa gak mungkin dan gak mungkin jadi lebih baik.
Semua pasti bisa kok kita lakuin. Cuma kitanya butuh sedikit dorongan untuk lebih nonjolin actionnya kita. Gak ada di dunia ini yang gratisan, (kecuali pas ada sedekah makanan, apalagi kalau pas bulan puasa heee😂). Lanjut....
So, jangan mau jadi orang yang cuma punya peran penonton aja, sekali-kali jadi actor dong (Kalau lebih dari sekali juga gak apa kok hee).
Who Am I ?..
Rabu, 12 Agus 2020
Sebenarnya siapa sih aku?
Kenapa aku harus lahir di bumi?
Kenapa aku harus jadi manusia?
Why?...
Pertanyaan seperti ini sering aku pertanyaan. Siapa sih sebenarnya aku?, Pertanyaan dasar untuk mengungkapkan masalah krisis identitas. Krisis yang mana diri kita sendirilah yang mempersoalkan. Masalah yang timbul karna diri sendiri inilah yang kadang buat bingung nyari jawabannya. 'jawabannya ada pada diri kamu sendiri', okey ini pasti yang bakal terlintas di fikiran kamu kan?.. ya, aku juga demikian.
So, permasalahan adalah aku ini siapa?...
Ya udah, lanjut aja bacanya hee👉
Siapa aku?..
Simpelnya adalah aku adalah manusia. Betul?..
Terus, aku ini adalah salah satu makhluk yang terlahir di dunia atas izin Sang Pencipta (Berarti kita punya zat yang punya kekuatan di atas segalanya dan tiada tandingannya. Sekalipun di sandingkan dengan orang kuat sejagat raya). Setuju?...
Yaa, kira2 dari dua penjelasan ini bisa di tarik kesimpulan bahwa menyikapi krisis identitas 'siapa aku', kita perlu close check asal muasal Pencipta manusia itu sendiri. Apakah hanya untuk memenuhi monumen bersejarah di bumi, atau cuma jadi kelinci percobaan, atau malah ada tugas dan amanah yang harus di penuhi.
Kamu bisa temukan jawabannya di snap berikut ini.. checkup
Tujuan kita hidup cukup 2 aja kok. Eitss kok simpel banget sih🤔. Lanjut aja bacanya hee😌
1. Mengilmu tentang Sang Pencipta
Allah Ta’ala berfirman,
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الأرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الأمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
“Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath Thalaq: 12).
2. Yakni untuk beribadah kepada Allah Semata.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adz Dzariyat: 56).
(Referensi : https://muslimah.or.id)
Nah, sekarang kita lanjut kepertanyaan 'kenapa aku harus lahir di bumi?' dan 'kenapa aku harus jadi manusia?'. Uww makin penasaran aja kan ya.. sabar, sabar.
Swip up
1. Kenapa aku lahir di bumi?
Karna untuk menjadi Khalifah.
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S Al-Baqarah ayat 30).
2. Kenapa aku harus jadi manusia?
Karna tugasmu adalah berdakwah.
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung". (Q.S Ali ‘Imran Ayat 104).
Nah, sampai disini udah paham lah ya.
Semoga bermanfaat
Si Overthinker
Kaya belum tentu, mati pasti
Jum'at 14 Agustus 2020
Kita selalu mendambakan sebuah kehidupan, dimana terdapat rumah megah berdiri kokoh, deretan mobil mengitari sudut-sudut garasi, halaman rumah yang penuh dengan berbagai tanaman dan kolam renang serta ayunan, serta perhiasan yang meruntai di tangan dan leher.
Kehidupan seperti ini selalu di dambakan semua orang. Kehidupan yang penuh dengan sorak-sorak kegelimpahan harta. Menjadi tawaran yang sangat mengiurkan.
Memiliki harta yang takkan habis Hingga tujuh turunan sekalipun, tahta dan menempati jabatan penting di sebuah perusahaan. Kehidupan penuh glamor kemewahan seakan membutakan kita akan hakikat hidup di dunia.
Kenikmatan yang mengiurkan berpasangan-pasang mata, seakan menjadi tujuan akhir kehidupan di dunia.
Lupa akan ada kehidupan setelah kematian. Kehidupan yang abadi nan kekal. Tak kan ada lagi perputaran kehidupan setelah hari itu. Ia adalah kematian.
Jika dunia adalah tempat berjuang memperoleh penghidupan, maka kehidupan setelah kematian adalah balasan atau imbalan.
Hidup kaya di dunia tak selalu menjamin kebahagian dan ketenangan di dalam jiwa. Sedang kematian adalah hal yang pasti dan akan terjadi walau kita bersembunyi di lubang terkecil didunia sekalipun. Ia akan menghampiri siapa saja dan di mana saja.
Untuk mu, yang selalu gagal
Sabtu, 15 Agustus 2020
Kau lihat, temanmu sedang berfoto ria sambil menggenggam mendali. Tepukan gemuruh kian terdengar hingga keseluruh penjuru. Sorakan kian menderum dari mulut sekumpulan orang. Sedang kau, menjadi pemandu sorak, sambil menghelus dada.
Kau tak sendirian di posisi yang kalah. Apalah arti sebuah kemenangan, jika tak ada yang kalah. Apalah arti sebuah kekalahan, jika yang menang hanya lah hitungan angka satu, dua dan tiga.
Tenang saja, kau tak sendiri. Kau bersama orang hebat lainnya yang bernasib sama dengan mu. Tak perlu kau marah dan bersedih hati. Kegagalan hari ini, bukan apa-apa di banding kegagalan yang lainnya.
yang ke-1000! Bisa jadi, sekarang kita masih menggunakan lampu minyak yang tidak praktis dan cahayanya pun tidak seterang bola lampu seperti sekarang. Dan masih banyak lagi orang hebat yang terlahir karna faktor kegagalan.
Maka, untuk apa bersedih dan berlama-lama dalam keterpurukan bayangan kegagalan, jika saat ini, kau masih punya kesempatan untuk menjadi pemenang.
Tak apa, jika usahamu hari ini hanya berbuah kegagalan. Tak perlu khawatir apalagi bersedih hati. Masih banyak peluang di luar sana, yang siap menanti aksi memukau dari diri mu. Semangat!
Baik, untuk siapa?
Minggu, 16 Agustus 2020
Terkadang kita ingin berbuat baik. Tapi, disamping itu juga tebersit niat ingin di puji orang lain agar merek tahu bahwa kita telah berbuat baik.
Kadang juga ada rasa ingin jadi terkenal, banyak di kenal orang dengan catatan-catatan baik. Kalau kegiatan kebaikannya yang orang lain ingat dan sebut-sebut sih gak apa-apa, cuma ya kebanyakan dari kita pasti mau nama kita yang banyak di sebut-sebut, ya kan?..
Sebabnya yang jadi pertanyaan pentingnya adalah kita berbuat baik untuk siapa?..
Apakah untuk orang yang membutuhkan pertolongan.
Apakah sebagai bentuk penghambaan kepada sang Khaliq.
Apakah agar kegiatan kebaikan yang kita lakukan di ikuti oleh orang lain.
Atau malah untuk nyari muka di hadapan orang lain?...
Tenang aja, atas dasar apa pun kita ngelakuin kebaikan, selama itu benar-benar kebaikan dan selagi penyalurannya ke arah yang benar. Niat apapun itu, selama kita juga tetap memperhatikan adab saat berbuat baik. Insyaallah berbuah kebaikan pula. Apalagi kalau niatnya emng dari awal udah benar-benar Lillahi Ta'ala, makin tambah mantep👍.
So, jangan pernah takut untuk berbuat baik. Kebaikan sekecil apapun, sangat berharga bagi orang lain😊. Semangts berbuat baik🤗
.